NILAI WAKTU UANG DAN KONSEP DASAR PENILAIAN

Untuk file yang lengkap, klik link dibawah ini:

DOWNLOAD


 

Sebagaimana telah ditegaskan pada bagian awal dari materi Manajemen Keuangan, bahwa salah satu tugas atau fungsi seorang manajer keuangan adalah mengambil keputusan dalam bidang investasi. Investasi berarti pengeluaran dana saat ini dimana pengembaliannya terjadi di waktu yang akan datang. Dalam sektor publik investasi ini diistilahkan dengan proyek yaitu merupakan suatu rangkaian aktivitas (activities) yang dapat direncanakan, yang didalamnya menggunakan sumber-sumber (inputs) misalkan uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits) atau hasil (returns) di masa yang akan datang. Aktivitas proyek ini mempunyai saat mulai (starting point) dan saat berakhir (ending point).

Mengenai investasi ini, dapat dilihat sebagai:

  1. Autonomuos investment, yaitu macam investasi yang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Misalkan saja investasi pada rehabilitasi prasarana jalan, irigasi dan sebagainya. Investasi-investasi ini pada kenyataannya tidak mempunyai kaitan dengan tingkat pendapatan, tetapi dengan sendirinya dilaksanakan untuk tujuan memperlancar roda perekonomian itu sendiri.
  2. Induce investment, yaitu macam investasi yang mempunyai kaitan dengan tingkat pendapatan. Misalkan, adanya kenaikan pendapatan pada masyarakat di suatu tempat atau daerah menyebabkan kenaikan kebutuhan akan barang atau jasa tertentu. Kenaikan atau pertambahan permintaan terhadap barang atau jasa sudah tentu akan mendorong untuk melakukan investasi.
  3. Investasi yang sifatnya dipengaruhi oleh adanya tingkat bunga uang atau modal yang berlaku di masyarakat. Seperti misalnya investasi pada suatu badan usaha atau perusahaan dan kegiatan lainnya yang dapat menguntungkan, akan dilakukan bila tingkat bunga yang berlaku pada saat itu lebih rendah jika dibandingkan dungeon tingkat keuntungan (returns) investasi.

Bentuk investasi point (a) akan lebih banyak dilakukan oleh sektor pemerintah, karena investasi ini akan menyangkut aspek sosial-budaya yang ada di masyarakat. Sementara macam investasi point b dan c akan lebih banyak melibatkan sektor swasta, walaupun kenyataanya juga banyak usaha pemerintah yang terlibat di dalam investasi tersebut. Oleh sebab itulah, baik pemerintah maupun pihak swasta berkepentingan untuk menganalisis kegiatan investasi guna melihat kelayakan/fisibilitas proyek yang akan dilaksanakan, ataupun yang sedang dilaksanakan.

Suatu proyek perlu dianalisis atau dievaluasi untuk bahan pertimbangan atau alat perencanaan dalam pengajuan suatu usulan kegiatan di suatu daerah atau tempat tertentu. Analisis semacam ini diperlukan terutama melihat dari segi ekonomi (aspek ekonomi) karena pertimbangan ekonomi merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran jalannya proyek. Pertimbangan-pertimbangan terhadap usulan proyek/investasi seperti itu sangat diperlukan bagi pimpinan, lembaga-lembaga keuangan (seperti bank dan sebagainya), pemerintah pusat dan daerah sendiri, serta badan-badan lain yang terkait dengan kegiatan tersebut.

Yang merupakan inti dari evaluasi sesuatu proyek atau investasi adalah menentukan apakah dan sampai seberapa besar proyek tersebut memberikan benefit yang lebih besar dari pada biayannya. Dengan perkataan lain, apakah proyek tersebut memberi benefit bersih . Untuk menentukan ada tidaknya benefit bersih atau tingkat dari benefit bersih itu, perlu dlakukan pembandingan antara arus benefit dengan arus biaya dari proyek tersebut. Dalam hal ini timbul pertanyaan: bagaimana cara membandingkan biaya yang harus dikeluarkan saat ini (investasi) dengan benefit yang baru akan diterima beberapa tahun kemudian.

Untuk memudahkan dalam evaluasi atau analisis terhadap suatu proyek investasi, terlebih dahulu perlu dipahami tentang konsep nilai waktu uang (time value of money) yang pada dasarnya memberikan pemahaman bagaimana nilai uang berubah karena faktor waktu. Adapun faktor yang melandasi konsep ini adalah preferensi waktu yang menyatakan bahwa sejumlah sumber daya yang tersedia saat ini untuk dinikmati lebih disenangi orang daripada sejumlah sumber daya yang sama tetapi baru tersedia dalam beberapa tahun yang akan datang (misalkan baru tersedia dua tahun yang akan datang).

Pemikiran tersebut secara ekonomi didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut:

  1. Alasan inflasi, yaitu bahwa dengan adanya tingkat inflasi akan dapat menurunkan nilai uang.
  2. Alasan dikonsumsi, yaitu bahwa dengan yang sama, apabila dikonsumsikan akan memberikan tingkat kenikmatan yang lebih, dibandingkan dengan jika dikonsumsikan di masa yang akan datang.
  3. Alasan risiko penyimpana, yaitu bahwa adanya risiko yang tidak diketahui di waktu yang akan datang, maka praktis nilai uang di masa yang akan datang memerlukan jumlah yang lebih besar.

    Konsep-konsep yang dibahas adalah :

  4. Future value
  5. Present value
  6. Future value suatu anuitas
  7. Present value suatu anuitas


 

7.1    Nilai Masa yang Akan Datang (Future Value)

Konsep future value (nilai akan datang) akan dijelaskan melalui ilustrasi berikut ini. Misalkan Anda meminjam uang sebesar Rp 1,000.000 dengan tingkat bunga 12% setahun. Sesudah satu tahun maka Anda harus mengembalikan sebesar:

Rp 1.000.000 + 12% x Rp 1000.000

= Rp 1000.000 ( 1 + 12%)

= Rp 1.120.000


 

Jika uang itu dipinjam selama dua tahun, maka tambahan bunga sebesar Rp 120.000 juga dikenakan bunga, sehingga jumlah yang harus dikembalikan menjadi:

Rp 1.000.000 ( 1 + 12%) ( 1 + 12%)

= Rp 1.000.000 ( 1 + 12%)2

= Rp 1.000.000 x 1,2544

= Rp 1.254.400


 

Kalau jumlah semula ( Rp 1.000.000) itu disebut P (Present amount), jumlah tahun selama uang itu dipinjam adalah n, jumlah uang yang harus dikembalikan disebut F ( future amount), tingkat bunga adalah i maka jumlah yang harus dikembalikan dapat dihitung dengan rumus:

        

            F = P ( 1 + i ) n     …………Rumus (1)


 

( 1 + i )n disebut compounding factor for 1, adalah suatu bilangan lebih besar dari satu (1,0) yang dapat dipakai untuk mengalikan suatu jumlah yang ada sekarang untuk menentukan nilainya di waktu yang akan datang, setelah diberi berbungan pada akhir setiap tahun. Nilai ini dapat dicari dengan bantuan Tabel Bunga. (Tabel A-3)


 

Misalkan: n = 5 tahun; i = 12%, maka pinjaman Rp 1.000.000 harus dikembalikan sebesar :


 

F = Rp 1.000.000 ( 1,12)5

= Rp 1.000.000 x 1,7623

= Rp 1.762.300


 

Angka 1,7623 dapat dicari pada tabel bunga Future value (Tabel A-3), dengan memilih tingkat bunga (12%) pada garis horizontal dan n periode (5) pada garis vertikal. Pada kordinat kedua angka tersebut akan diperoleh angka 1,7623.


 

7.2    Nilai Sekarang (Present Value)

Seringkali yang diketahui bukan besarnya P, melainkan besarnya F yaitu besarnya nilai di waktu yang akan datang. Jika demikian halnya, maka untuk mencari nilai sekarang ( P ) atau the present value, dari jumlah tersebut ( F ), maka rumus future value di atas dapat ditransformasi sebagai berikut:


 

F = P ( 1 + i ) n


 

Istilah ini disebut discount factor, yaitu suatu bilangan kurang dari

( 1 + i ) n


 

satu ( 1,0) yang dapat dipakai untuk mengalikan suatu jumlah di waktu yang akan datang ( F ) supaya menjadi nilai sekarang ( P ). Discount factor ini juga tersedia dalam Tabel Bunga.


 

Misalkan Anda akan mendapat uang sebanyak Rp 1.000.000 yang akan diterima pada akhir tahun pertama (F) Jika tingkat bunga 15%, maka nilai sekarang (P) uang Rp 1.000.000 adalah:

P = Rp 1.000.000 x (1/1,15) = Rp 869.565.

Jika uang Rp 1.000.000 akan diterima akhir tahun kedua, maka nilai sekarangnya (P) = Rp 1.000.000 ( 1/1,15)2 = Rp 756.144.

Kalau uang tersebut akan diterima akhir tahun kelima , dengan menggunakan Tabel Bunga, dapat dilihat Tabel Discount Factor (Present Value), cari tingkat bunga 15% dan periode 5 akan ditemukan angka sebesar 0,4972. Dengan demikian Rp 1.000.000 yang akan diterima 5 tahun yang akan datang , nilai sekarangny adalah= Rp 1.000.000 x 0.4972 = Rp 497.200

7.3    Annuity

Dalam time evaluation, disamping kedua konsep di atas, Present Value (P) dan Future amount (F), ada satu konsep lagi yaitu Annuity atau uniform series. Annuity (anuitas) adalah serangkaian pembayaran atau penerimaan yang jumlahnya sama (A) setiap kali pembayaran atau penerimaan selama beberapa periode tertentu. Annuity ini mempunyai beberapa sifat, yaitu:

  1. jumlahnya sama (equal payments)
  2. panjangnya periode antara angsuran sama (equal periods between payments)
  3. Pembayaran pertama dilakukan pada akhir periode pertama.


 

7.3.1    Nilai Masa yang Akan Datang Anuitas (Future Value suatu Anuitas)

Misalkan anda dijanjikan akan menerima Rp. 1.000.000 setiap tahun selama tiga tahun. Jika suku bunga yang relevan sebesar 10 % berapa nilai penerimaan tersebut pada akhir tahun ke-3. Pembayaran dilakukan setiap akhir tahun.

Nilai akhir dari Seri penerimaan dapat digambarkan sebagai berikut :

 

Untuk contoh di atas faktor bunga anuitas untuk i = 10% , n = 3 dapat dilihat dengan mudah pada Tabel A-4 yaitu Rate 10%, ditelusuri kebawah hingga baris tahun ke – 3, diperoleh angka 3,310000 dengan demikian nilai akhir anuitas Rp. 1.000.000 selama 3 tahun adalah Rp. 1.000.000 x 3,3100 = Rp. 3.310.000.

Contoh lain misalkan sebuah perusahaan harus membayar royalti sebesar Rp 2.500.000 setiap akhir tahun selama 5 tahun berturut-turut. Lalu diadakan perjanjian bahwa jumlah tersebut tidak dibayarkan tiap akhir tahun, melainkan sekaligus pada akhir tahun kelima, dungeon tingkat bunga 15% setahun untuk tiap pembayaran yang ditahan. Berapa jumlah yang harus dibayar pada akhir tahun ke-5 ?


 

Jadi: A = Rp 2.500.000 ; i = 15% ; n = 5 F = … ?

F = Rp 2.500.000 x 6,7424 = Rp 16.856.000.

Jumlah yang harus dibayar adalah sebesar Rp 16.856.000.


 

7.3.2    Nilai Sekarang Anuitas (Present Value suatu Anuitas)

Misalkan kepada anda ditawarkan dua alternatif berikut : anuitas 3 tahun sebesar Rp. 1.000.000 per tahun atau pembayaran kontan sekarang. Selama 3 tahun mendatang Anda tidak memerlukan uang tersebut, sehingga jika anda menerima anuitas maka anda akan mendepositokan dana tersebut dan mendapat bunga 10%. Berapa pembayaran kontan yang harus diterima sekarang yang jumlahnya equivalen dengan pembayaran anuitas tersebut.

PV = Rp. 1.000.000 + 2,4869

= Rp. 2.486.900. (ada pembulatan)

Misalkan untuk perusahaan yang harus membayar royalti sebesar Rp 2.500.000 setiap akhir tahun selama berturut-turut dalam contoh sebelumnya setuju membayarnya sekaligus pada permulaan tahun pertama. Jika tingkat bunga 15%, berapa jumlah yang harus dibayar

A = Rp 2.500.000 ; i = 15% ; n = 5 ; P = …?
P = 2.500.000 x 3,3522 = 8.580.500

Jadi bila dibayar sekaligus pada permulaan tahun, maka jumlah yang harus dibayar adalah sebesar Rp 8.580.500.


 


 


 


 


 


 


 


 


Leave a Reply

Artikel Terbaru